Carol
Carlissa
Oliana Hans, gadis cantik yang akrab disapa Carol, berkebangsaan Indonesia yang
tumbuh besar di benua Amerika, tempat ayahnya berasal, akhirnya kembali ke
tanah air.
***
“Happy birthday, happy birthday, happy
birthhday, Carol..” ucap ayah (Jason Hans), ibu (Aliana Pertiwi), dan kakak
laki-lakinya (Carlo Hans) sambil menyanyikan lagu ulang tahun.
“Cie...
adik kakak sudah besar nih..” ucap Carlo yang berkulit putih, berambut cokelat
gelap, bertubuh tinggi, dan memiliki wajah yang hampir serupa dengan ayahnya.
“Ih,
kakak, masa Carol kecil terus-terusan?” jawabnya sambil memajukan bibirnya
beberapa sentimeter.
“Haha..
iya deh adik kakak sudah besar.” ucap Carlo lembut sambil mencubit pipi adik
kesayangannya.
Pesta
ulang tahun Carol berjalan dengan hikmat dan penuh kehangatan.
***
“Kakaaaaak.......!!!!!”
teriak Carol sambil berlari menuju kamar Carlo.
“Ada
apa sih? Kakak masih ngantuk tahu!” jawabnya sambil menggaruk-garuk kepalanya
yang tidak gatal.
“Please banget deh kak lihat sekarang
udah jam berapa. Carol ada ujian Geografi nih kak. Kalo sampe Carol gak ikut
ujian, mau nyontek sama siapa nanti?”
“Astaga,
mau jadi apa bangsa kita ini jika generasi penerus bangsanya seperti kamu. Apa
kata dunia???” sahutnya menggebu-gebu.
Carol
tidak membalas perkataan kakaknya itu kemudian pergi keluar menuju motor
kakaknya yang bertengger manis di dalam bagasi rumahnya.
***
Di
depan gerbang sekolah.
“Sepulang
sekolah langsung pulang ke rumah, jangan keluyuran untuk hal-hal yang gak
penting.” pesan sang kakak ketika tiba di sekolah Carol.
“Iya
kakakku yang baweeeeel..!!” sahutnya sambil menyalam tangan Carlo kemudian
masuk ke dalam sekolah.
***
Ketika
sampai di kelas, Carol mendapat kejutan yang benar-benar mengejutkan
sampai-sampai napasnya terasa terhenti.
“Heh..
jangan sok kecakepan deh lo di sekolah ini. Lo pikir lo siapa, hah?” ujar Jaka,
teman sekelas Carol.
“Maaf
ya maksud kamu apa? Kenapa bisa ngomong kaya gitu? Apa aku pernah punya salah
sama kamu?” sahut Carol penuh kebingungan,
“Duh..
please banget deh Carol, kenapa sih gaya bicara lo tuh baku banget? Pengen
muntah tau gak sih gue!” ucap teman yang lainnya.
Mendengar
perlakuan teman-temannya yang menganggap dia seolah-olah makhluk paling
menggelikan di muka bumi ini, Carol semakin tidak mengerti mengapa
teman-temannya memperlakukannya seperti itu.
“Eh..
kamu tau gak kenapa mereka tiba-tiba bersikap aneh kaya gitu?” tanya Carol
kepada Alex teman sebangkunya.
“Gue
sih gak tau ya, lo merasa punya salah gak sama mereka?” jawab Alex.
“Tapi
kayaknya kemarin mereka gak ada tanda-tanda bakal marah deh.”
“Wah
gue gak tau deh. Sorry..”
Perasaan
Carol semakin tidak terkendali. Dia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri
mengapa teman-temannya marah terhadapnya. Saat jam pelajaran berlangsung, Carol
sering mendapat terguran dari guru-guru karena tidak memperhatikan pelajaran.
Alex sesekali menyadarkan Carol dari lamunannya namun nihil.
***
Waktu
terasa begitu cepat sehingga bel tanda istirahatpun berdering.
Carol
yang hanya seorang diri akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu
istirahatnya di taman belakang sekolah.
Perlahan
Carol berjalan keluar kelas, menyusuri koridor sekolah dan satu per satu
ruang-ruang kelas yang terdapat di sekolahnyapun ia lalui. Di sepanjang perjalanannya,
Carol terus diikuti beberapa pasang mata yang tidak dapat ia artikan.
Sesampainya
di taman, hembusan angin halus membelai rambutnya yang terurai panjang dan
menyentuh pipinya yang kemerah-merahan. Tanpa disadari, Carol cukup lama berada
di sana. Sampai tiba-tiba tampak sesosok
pria tinggi, tampan yang ternyata Alex.
“Hey,
lagi ngapain lo di sisni sendirian?” sapa Alex.
Carol
tetap diam.
“Gue
ngomong sama lo loh.. kasihan ya gue dicuekin.” ucapnya lagi.
“Udah
lama di sini, Lex?” Jawab Carol tersadar.
“Lumayan
sih. Lo kenapa di sini sendirian? Udah gitu bengong lagi. Hati-hati nanti
kesambet loh.”
“Ah
bisa aja deh kamu, Lex.” Sahut Carol sambil terseyum.
“Carol,
gue udah pernah bilang sama lo belum kalo lo tersenyum lo itu manis banget?”
“Hah?
Ih apaan sih!” kata Carol sambil menepuk bahu Alex.
“Ih
beneran deh gak bohong. Makannya lo jangan sedih-sedih lagi ya nanti jadi
pahit!”
“Hehehe...
iya iya makasih ya Alex udah mau nemenin.”
“Kembali
kasih. Yaudah kita masuk kelas yuk, udah bel nih.”
“Hehe
iya ayuk...”
***
“Happy birthday Carol Oliana
Hanssssss...!!!” ucap seluruh teman sekelas Carol saat ia tiba di kelas bersama
Alex.
“Aaaa...
kalian romantis bangeeet! Makasih banyak guys,
kejadian ini gak bakal aku lupain seumur hidup!” ucap Carol.
“Sama-sama
Carol, maafin kita yaaaaa...” ucap mereka bersamaan untuk yang kedua kalinya.
“Nah,
sekarang giliran lo, Lex. Cepetan kita udah kasih jalan nih!” ucap Rina.
“Hah?
Apa? Sekarang? Duh gue belum nyiapin, Rin.”
“Yaelah
Lex tinggal ngomong aja ribet amat sih! Apa perlu gue aja yang ngomong?”
“Ya
gak gitu juga, Rin.”
“Kamu
mau ngomong apaan sih emangnya? Penting banget? Kok aku jadi takut ya?” tanya
Carol pada Alex.
“Carol,
aku itu sebenarnya suka sama kamu. Carol mau gak jadi pacar Alex?” ucap Alex
terbatah-batah.
“Cieeee
Alex gaya bicaranya jadi berubah nih yeeee!!” ucap Robin teman dekat Alex.
Alex
tidak mempedulikan ucapan Robin.
“Carol,
gimana?” Ucap Alex sedikit pesimis.
“Lex,
aku kaget banget. Tapi jujur, aku juga suka sama kamu.”
“Jadi
kamu mau? Jadi sekarang kita??”
Carol
menjawab pertanyaan Alex dengan dua kali anggukan kepala. Sebenarnya Carol sudah
menyukai Alex semenjak pertama kali Carol duduk sebangku dengannya. Selama ini
Carol hanya bisa memendam perasaannya.
Alex
spontan memeluk kekasih barunya itu dengan penuh kasih sayang. Dia lupa bahwa
ia sedang berada di depan kelas dan disaksikan oleh teman sekelasnya bahkan ada
beberapa dari kelas lain yang mengintip dari jendela.
“Cieeee...
romantis bangeeeeet! Mau dong diromantisin sama Alex..” ucap Rina.
“Eh
Rin, kamu mah sama saya aja atuh. Sini saya romantisin.” Jawab Ujang yang sudah
sejak lama menaruh hati terhadap Rina.
“Idih
apaan sih lo Ujang!!!”
Melihat
Ujang dan Rina, serentak mereka semua yang menyaksikannya tertawa
terbahak-bahak.
***
Bel
pulang sekolahpun berdering dan seluruh peserta didik berserakan keluar
sekolah.
“Carol,
mulai hari ini kamu pulang dan pergi harus sama aku ya..” ucap Alex lembut.
“Iya
Alex. Asal gak ngerepoton kamu aja.”
“Gak
sama sekali kok. Aku malah seneng banget.”
***
Sesampainya
di rumah, Carol banyak menghabiskan waktunya di kamar.
Carlo
yang sudah sampai rumah sejak tadi heran karena tidak melihat adik
kesayangannya di dalam kamarnya. Biasanya, sepulang sekolah, Carol biasa menghabiskan
waktunya di sana. Tapi hari ini tidak biasanya. Akhirnya Carlo memutuskan untuk
melihat kondisi adiknya itu.
“Dek,
kamu kenapa sih kakak liatin kamu senyam-senyum sendiri?” selidik Carlo.
“Ah
kakak mau tau aja deh.”
“Dek
kakak serius. Kamu baru jadian ya?”
“Ih
kakak kok tau sih? Nyebelin! Padahal kan tadinya Carol mau ngasih tau kakak
supaya surprise!”
“Astaga
dek kamu kok gak bilang kakak dulu? Kakak kan bisa selidikin dulu dia itu baik
buat kamu apa enggak.”
“Kakak
tenang aja deh. Alex itu orangnya baik kok.”
“Oh..
jadi namanya Alex.”
***
Tiga
bulan telah berlalu, suka dan duka telah dilalui oleh Alex dan Carol. Namum,
situasi mendadak begitu memilukan hati. Keluarga besar Hans akan pindah ke
benua Amerika dua hari lagi. Berita itupun telah sampai pada Alex. Ia begitu
sakit mendengar berita yang begitu mendadak itu. Ia bingung, tidak tahu harus
berbuat apa. Dia benar-benar tidak habis pikir.
“Lex,
kamu udah tau kan berita tentang kepindahan keluargaku?” Ucap Carol hati-hati.
“Iya.
Aku udah tau kok. Aku bener-bener bingung harus gimana. Mungkin lebih baik kita
udahin aja sampai di sini, aku takut kamu sakit mikirin aku waktu di sana.” sahut
Alex.
“Kamu
mutusin aku, Lex?” Carol mulai meneteskan air mata dan pergi meninggalkan Alex.
Alex
yang melihat kejadian Carol menjauh tidak bisa berbuat apapun. Dia berbuat demikian
untuk kebaikan mantan kekasihnya juga. Alex begitu merasa bersalah atas
tindakannya yang telah melukai hati perempuan yang sangat disayanginya itu.
***
Hari
itupun tiba. Hari dimana keluarga besar Hans akan berangkat ke Amerika. Carol
dan Alex tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka tidak saling bertegur sapa
semenjak mereka memutuskan hubungan mereka.
“Anak-anak
ayo cepat nanti kita tertinggal pesawat.” ucap sang ibu.
“Iya
nak ayo kita sudah tidak punya waktu banyak lagi.” tambah sang ayah.
“Iyaa,
kita udah siap kok.” jawab Carlo.
Carol
yang mendengar percakapan keluarganya itupun hanya bisa terdiam. Carol sangat
tidak menyukai keputusan yang diambil keluaganya untuk pindah dari Indonesia.
***
Sesampainya
di bandara, Carol mengirimkan pesan singkat kepada beberapa temannya, termasuk
Alex yang berbunyi :
Guys, makasih banget ya
selama ini kalian udah jadi bagian dari hidup aku. Aku harap kalian tidak akan
melupakan aku. Aku juga pasti akan merindukan kalian. Pesawatku lepas landas
sejam lagi. Sampai jumpa teman J
Teman-teman
Carol yang membaca pesan itupun lantas bergegas ke bandara Internasional
Soekarno-Hatta, tetapi Alex tidak turut serta.
***
Di
bandara.
“Carol,
gue gak bakal ngelupain lo dan gak bakal ngelupain persahabatan kita.” ucap
Rina pilu.
“Iya
gue juga. Lo juga jangan pernah ngelupain kita-kita ya..” ucap Robin.
“Iya
aku gak akan pernah ngelupain kalian semua kok. Oh iya Bin, Alex mana?” tanya
Carol ragu.
“Gue
gak tau, Rol. Maaf.” jawab Robin.
“Apa
mungkin ya dia emang bener-bener gak mau ketemu sama aku buat yang terakhir
kali?” ucap Carol pasrah.
“Gak!
Ini bukan pertemuan kita yang terakhir. Aku akan terus nunggu kamu di sini.” ucap
Alex dari belakang Carol tiba-tiba.
Tanpa
berpikir panjang Carolpun memeluk Alex sambil mencucurkan air matanya.
“Iya
kita semua bakal ketemu lagi kok guys..”
tegas Carol kepada semua temannya.
Carol
dan keluarganya akhirnya meninggalkan Indonesia dengan sejuta kenangan manis.
***
Hari
demi hari berlalu begitu cepat. Alex dan teman-teman menjalani aktivitas seperti
biasa walaupun tidak sesemangat dulu. Begitu berharganya Carol bagi mereka.
***
Sementara
di Amerika.
“Kak
kapan kita berkunjung ke Indonesia?” Ucap Carol.
“Kakak
gak tau dek. Mungkin gak akan parnah kembali lagi.” Jawab Carlo.
“Apaaaaa??????????”
Created by : Grace Olivia Simangunsong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar