Rabu, 08 Februari 2012

STORY OF CAROL

Carol
Carlissa Oliana Hans, gadis cantik yang akrab disapa Carol, berkebangsaan Indonesia yang tumbuh besar di benua Amerika, tempat ayahnya berasal, akhirnya kembali ke tanah air.
***
Happy birthday, happy birthday, happy birthhday, Carol..” ucap ayah (Jason Hans), ibu (Aliana Pertiwi), dan kakak laki-lakinya (Carlo Hans) sambil menyanyikan lagu ulang tahun.
“Cie... adik kakak sudah besar nih..” ucap Carlo yang berkulit putih, berambut cokelat gelap, bertubuh tinggi, dan memiliki wajah yang hampir serupa dengan ayahnya.
“Ih, kakak, masa Carol kecil terus-terusan?” jawabnya sambil memajukan bibirnya beberapa sentimeter.
“Haha.. iya deh adik kakak sudah besar.” ucap Carlo lembut sambil mencubit pipi adik kesayangannya.
Pesta ulang tahun Carol berjalan dengan hikmat dan penuh kehangatan.
***
“Kakaaaaak.......!!!!!” teriak Carol sambil berlari menuju kamar Carlo.
“Ada apa sih? Kakak masih ngantuk tahu!” jawabnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Please banget deh kak lihat sekarang udah jam berapa. Carol ada ujian Geografi nih kak. Kalo sampe Carol gak ikut ujian, mau nyontek sama siapa nanti?”
“Astaga, mau jadi apa bangsa kita ini jika generasi penerus bangsanya seperti kamu. Apa kata dunia???” sahutnya menggebu-gebu.
Carol tidak membalas perkataan kakaknya itu kemudian pergi keluar menuju motor kakaknya yang bertengger manis di dalam bagasi rumahnya.
***
Di depan gerbang sekolah.
“Sepulang sekolah langsung pulang ke rumah, jangan keluyuran untuk hal-hal yang gak penting.” pesan sang kakak ketika tiba di sekolah Carol.
“Iya kakakku yang baweeeeel..!!” sahutnya sambil menyalam tangan Carlo kemudian masuk ke dalam sekolah.
***
Ketika sampai di kelas, Carol mendapat kejutan yang benar-benar mengejutkan sampai-sampai napasnya terasa terhenti.
“Heh.. jangan sok kecakepan deh lo di sekolah ini. Lo pikir lo siapa, hah?” ujar Jaka, teman sekelas Carol.
“Maaf ya maksud kamu apa? Kenapa bisa ngomong kaya gitu? Apa aku pernah punya salah sama kamu?” sahut Carol penuh kebingungan,
“Duh.. please banget deh Carol, kenapa sih gaya bicara lo tuh baku banget? Pengen muntah tau gak sih gue!” ucap teman yang lainnya.
Mendengar perlakuan teman-temannya yang menganggap dia seolah-olah makhluk paling menggelikan di muka bumi ini, Carol semakin tidak mengerti mengapa teman-temannya memperlakukannya seperti itu.
“Eh.. kamu tau gak kenapa mereka tiba-tiba bersikap aneh kaya gitu?” tanya Carol kepada Alex teman sebangkunya.
“Gue sih gak tau ya, lo merasa punya salah gak sama mereka?” jawab Alex.
“Tapi kayaknya kemarin mereka gak ada tanda-tanda bakal marah deh.”
“Wah gue gak tau deh. Sorry..”
Perasaan Carol semakin tidak terkendali. Dia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa teman-temannya marah terhadapnya. Saat jam pelajaran berlangsung, Carol sering mendapat terguran dari guru-guru karena tidak memperhatikan pelajaran. Alex sesekali menyadarkan Carol dari lamunannya namun nihil.
***
Waktu terasa begitu cepat sehingga bel tanda istirahatpun berdering.
Carol yang hanya seorang diri akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di taman belakang sekolah.
Perlahan Carol berjalan keluar kelas, menyusuri koridor sekolah dan satu per satu ruang-ruang kelas yang terdapat di sekolahnyapun ia lalui. Di sepanjang perjalanannya, Carol terus diikuti beberapa pasang mata yang tidak dapat ia artikan.
Sesampainya di taman, hembusan angin halus membelai rambutnya yang terurai panjang dan menyentuh pipinya yang kemerah-merahan. Tanpa disadari, Carol cukup lama berada di sana. Sampai tiba-tiba  tampak sesosok pria tinggi, tampan yang ternyata Alex.
“Hey, lagi ngapain lo di sisni sendirian?” sapa Alex.
Carol tetap diam.
“Gue ngomong sama lo loh.. kasihan ya gue dicuekin.” ucapnya lagi.
“Udah lama di sini, Lex?” Jawab Carol tersadar.
“Lumayan sih. Lo kenapa di sini sendirian? Udah gitu bengong lagi. Hati-hati nanti kesambet loh.”
“Ah bisa aja deh kamu, Lex.” Sahut Carol sambil terseyum.
“Carol, gue udah pernah bilang sama lo belum kalo lo tersenyum lo itu manis banget?”
“Hah? Ih apaan sih!” kata Carol sambil menepuk bahu Alex.
“Ih beneran deh gak bohong. Makannya lo jangan sedih-sedih lagi ya nanti jadi pahit!”
“Hehehe... iya iya makasih ya Alex udah mau nemenin.”
“Kembali kasih. Yaudah kita masuk kelas yuk, udah bel nih.”
“Hehe iya ayuk...”
***
Happy birthday Carol Oliana Hanssssss...!!!” ucap seluruh teman sekelas Carol saat ia tiba di kelas bersama Alex.
“Aaaa... kalian romantis bangeeet! Makasih banyak guys, kejadian ini gak bakal aku lupain seumur hidup!” ucap Carol.
“Sama-sama Carol, maafin kita yaaaaa...” ucap mereka bersamaan untuk yang kedua kalinya.
“Nah, sekarang giliran lo, Lex. Cepetan kita udah kasih jalan nih!” ucap Rina.
“Hah? Apa? Sekarang? Duh gue belum nyiapin, Rin.”
“Yaelah Lex tinggal ngomong aja ribet amat sih! Apa perlu gue aja yang ngomong?”
“Ya gak gitu juga, Rin.”
“Kamu mau ngomong apaan sih emangnya? Penting banget? Kok aku jadi takut ya?” tanya Carol pada Alex.
“Carol, aku itu sebenarnya suka sama kamu. Carol mau gak jadi pacar Alex?” ucap Alex terbatah-batah.
“Cieeee Alex gaya bicaranya jadi berubah nih yeeee!!” ucap Robin teman dekat Alex.
Alex tidak mempedulikan ucapan Robin.
“Carol, gimana?” Ucap Alex sedikit pesimis.
“Lex, aku kaget banget. Tapi jujur, aku juga suka sama kamu.”
“Jadi kamu mau? Jadi sekarang kita??”
Carol menjawab pertanyaan Alex dengan dua kali anggukan kepala. Sebenarnya Carol sudah menyukai Alex semenjak pertama kali Carol duduk sebangku dengannya. Selama ini Carol hanya bisa memendam perasaannya.
Alex spontan memeluk kekasih barunya itu dengan penuh kasih sayang. Dia lupa bahwa ia sedang berada di depan kelas dan disaksikan oleh teman sekelasnya bahkan ada beberapa dari kelas lain yang mengintip dari jendela.
“Cieeee... romantis bangeeeeet! Mau dong diromantisin sama Alex..” ucap Rina.
“Eh Rin, kamu mah sama saya aja atuh. Sini saya romantisin.” Jawab Ujang yang sudah sejak lama menaruh hati terhadap Rina.
“Idih apaan sih lo Ujang!!!”
Melihat Ujang dan Rina, serentak mereka semua yang menyaksikannya tertawa terbahak-bahak.
***
Bel pulang sekolahpun berdering dan seluruh peserta didik berserakan keluar sekolah.
“Carol, mulai hari ini kamu pulang dan pergi harus sama aku ya..” ucap Alex lembut.
“Iya Alex. Asal gak ngerepoton kamu aja.”
“Gak sama sekali kok. Aku malah seneng banget.”
***
Sesampainya di rumah, Carol banyak menghabiskan waktunya di kamar.
Carlo yang sudah sampai rumah sejak tadi heran karena tidak melihat adik kesayangannya di dalam kamarnya. Biasanya, sepulang sekolah, Carol biasa menghabiskan waktunya di sana. Tapi hari ini tidak biasanya. Akhirnya Carlo memutuskan untuk melihat kondisi adiknya itu.
“Dek, kamu kenapa sih kakak liatin kamu senyam-senyum sendiri?” selidik Carlo.
“Ah kakak mau tau aja deh.”
“Dek kakak serius. Kamu baru jadian ya?”
“Ih kakak kok tau sih? Nyebelin! Padahal kan tadinya Carol mau ngasih tau kakak supaya surprise!”
“Astaga dek kamu kok gak bilang kakak dulu? Kakak kan bisa selidikin dulu dia itu baik buat kamu apa enggak.”
“Kakak tenang aja deh. Alex itu orangnya baik kok.”
“Oh.. jadi namanya Alex.”
***
Tiga bulan telah berlalu, suka dan duka telah dilalui oleh Alex dan Carol. Namum, situasi mendadak begitu memilukan hati. Keluarga besar Hans akan pindah ke benua Amerika dua hari lagi. Berita itupun telah sampai pada Alex. Ia begitu sakit mendengar berita yang begitu mendadak itu. Ia bingung, tidak tahu harus berbuat apa. Dia benar-benar tidak habis pikir.
“Lex, kamu udah tau kan berita tentang kepindahan keluargaku?” Ucap Carol hati-hati.
“Iya. Aku udah tau kok. Aku bener-bener bingung harus gimana. Mungkin lebih baik kita udahin aja sampai di sini, aku takut kamu sakit mikirin aku waktu di sana.” sahut Alex.
“Kamu mutusin aku, Lex?” Carol mulai meneteskan air mata dan pergi meninggalkan Alex.
Alex yang melihat kejadian Carol menjauh tidak bisa berbuat apapun. Dia berbuat demikian untuk kebaikan mantan kekasihnya juga. Alex begitu merasa bersalah atas tindakannya yang telah melukai hati perempuan yang sangat disayanginya itu.
***
Hari itupun tiba. Hari dimana keluarga besar Hans akan berangkat ke Amerika. Carol dan Alex tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka tidak saling bertegur sapa semenjak mereka memutuskan hubungan mereka.
“Anak-anak ayo cepat nanti kita tertinggal pesawat.” ucap sang ibu.
“Iya nak ayo kita sudah tidak punya waktu banyak lagi.” tambah sang ayah.
“Iyaa, kita udah siap kok.” jawab Carlo.
Carol yang mendengar percakapan keluarganya itupun hanya bisa terdiam. Carol sangat tidak menyukai keputusan yang diambil keluaganya untuk pindah dari Indonesia.
***
Sesampainya di bandara, Carol mengirimkan pesan singkat kepada beberapa temannya, termasuk Alex yang berbunyi :
Guys, makasih banget ya selama ini kalian udah jadi bagian dari hidup aku. Aku harap kalian tidak akan melupakan aku. Aku juga pasti akan merindukan kalian. Pesawatku lepas landas sejam lagi. Sampai jumpa teman J
Teman-teman Carol yang membaca pesan itupun lantas bergegas ke bandara Internasional Soekarno-Hatta, tetapi Alex tidak turut serta.
***
Di bandara.
“Carol, gue gak bakal ngelupain lo dan gak bakal ngelupain persahabatan kita.” ucap Rina pilu.
“Iya gue juga. Lo juga jangan pernah ngelupain kita-kita ya..” ucap Robin.
“Iya aku gak akan pernah ngelupain kalian semua kok. Oh iya Bin, Alex mana?” tanya Carol ragu.
“Gue gak tau, Rol. Maaf.” jawab Robin.
“Apa mungkin ya dia emang bener-bener gak mau ketemu sama aku buat yang terakhir kali?” ucap Carol pasrah.
“Gak! Ini bukan pertemuan kita yang terakhir. Aku akan terus nunggu kamu di sini.” ucap Alex dari belakang Carol tiba-tiba.
Tanpa berpikir panjang Carolpun memeluk Alex sambil mencucurkan air matanya.
“Iya kita semua bakal ketemu lagi kok guys..” tegas Carol kepada semua temannya.
Carol dan keluarganya akhirnya meninggalkan Indonesia dengan sejuta kenangan manis.
***
Hari demi hari berlalu begitu cepat. Alex dan teman-teman menjalani aktivitas seperti biasa walaupun tidak sesemangat dulu. Begitu berharganya Carol bagi mereka.
***
Sementara di  Amerika.
“Kak kapan kita berkunjung ke Indonesia?” Ucap Carol.
“Kakak gak tau dek. Mungkin gak akan parnah kembali lagi.” Jawab Carlo.
“Apaaaaa??????????”




Created by : Grace Olivia Simangunsong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar